Powered By Blogger

Minggu, 02 Agustus 2009

UPACA ADAT KENRINCI DAN KENDURI SKO

UPACARA ADAT KERINCI

1. DESKRIPSI UPACARA-UPACARA BUDAYA YANG ADA DI DAERAH SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI
1.1 Adat dan Upacara Pernikahan
Lazimnya upacara pernikahan di daerah Sungai Penuh dilaksanakan dirumah mempelai perempuan pada siang hari, pada hari yang telah sitetapkan tengganai rumah. Sebelum pelaksanaannya, rumah pihak mempelai perempuan dihiasi pelaminan. Di pintu gerbang masuk dibuat gapura yang berwarna-warni. Dihalaman depan didirikan tenda (taruk). Sedangkan di ruangan utama disediakan kursi pengantin.
Saat upacara akan dilaksanakan, kedua penganten mengenakan pakaian adat dan duduk bersanding di atas kursi yang sudah disediakan dan didampingi d ua orang dara kecil sebagai dayang (tukang kipas). Selesai sholat dzuhur, para undangan mulai berdatangan . para pemangku adat, orang tua, cerdik pandai dipersilahkna masuk dan mengambil tempat di ruang utama sedangkan undangan umum mengambil tempat di taruk atau dirumah tetangga terdekat.
Tuan rumah lalu menghidangkan Nasi Ibat (nasi yang dibungkus dengan daun pisang berbentuk segi empat) untuk para undangan dan pemangku adat. Jika diperkirakan para undangan sudah datang semuanya, merekan dipersilahkan menyantap hidangan yang telah dipersiapkan oleh tengganai rumah. Selesai makan bersama, tengganai melanjutkan acara dengan memberikan petatah-petitih adat (dalam bahasa Kerinci disebut Parno). Isi Parno yang disampaikan tengganai dihadapan para undangan antara lain :
? Menyampaikan ucapan terima kasih kepada para undangan karena telah memenuhi undangan peresmian pernikahan anak kemenakan
? Meminta doa restu agar kedua mempelai dapat hidup bahagia, rukun dan damai, dapat membina rumah tangga yang syakinah-mawaddah-warahmah.
Kemudian dilanjutkan pula dengan penyampaian kata-kata nasihat untuk kedua pengantin diwakili oleh salah seorang dari undangan dan diakhiri dengan bersalam-salaman dengan kedua pengantin.

1.2 Adat dan Upacara Kematian
“Kullu nafsin za ikatal maut” segala yang bernyawa pasti akan merasakan mati.
Penyelenggaraan adat kematian dimana- mana pada umumya sama. Pertama kali keluarga yang bersangkutan memberitahukan berita kematian kepada TuoTengganai, Ninik Mamak dan pegawai Masjid untuk diminta disampaikan kepada masyarakat umum supaya dapat diketahui masyarakat luas. Tetangga dan kerabat yang mendengar berita ini datang menampakkan muka tanda ikut berduka cita. Sedangkan kaum ibu yang datang biasanya membawa secupak beras ( dalam bahasa Kerinci disebut beras Po) dan diserahkan pada ahli waris. Serta mengisi kotak sosial kematian dengan sejumlah uang yang telah disepakati bersama.
Setelah masyarakat berdatangan, barulah jenazah dimandikan dan dikafani. Kemudian jenazah dibawa turun dari rumah dan di tempatkan ke dalam keranda yang beralaskan kasur kecil dan tikar pandan. Keranda kemudian ditutup dengan kain khusus berwarna hitam bertuliskan ayat-ayat Al-qur’an.
Selanjutnya barulah upacara mulai dilaksanakan dengan tertib acara sebagai berikut :
1) Salah satu dari tengganai atau ahli waris almarhum/almarhumah menyampaikan pidato di hadapan para takzi dan takziyah. Isi pidato tersebut antara lain :
a) Menyampaikan tanggal kelahiran almarhum/almarhumah, meninggal pukul ….., hari….,tanggal …
b) Menyampaikan jumlah saudara almarhum/almarhumah serta keturunan almarhum kalau ada.
c) Menerangkan tentang jalan kematian almarhum/almarhumah
d) Menerangkan riwayat hidup almarhum/almarhumah
e) Menyampaikan permohonan maaf kepada takzi/takziyah jikalau ada terdapat kesalahan semasa hidup almarhum/almarhumah
f) Menyampaikan informasi bahwa para ahli waris akan bersedia menunggu kedatangan para takzi/takziyah untuk menyelesaikan secara akekeluargaan hutang-piutang almarhum/almarhumah jika ada.

2) Penyampaian nasihat kematian (biasanya oleh salah satu Ustadz yang hadir.
3) Membawa jenazah ke mesjid terdekat untuk di sholatkan
4) Membawa jenazah ke pandan perkuburan untuk dimakamkan.
5) Pembacaan Do’a.

Pada malam harinya dilaksanakan pengajian dua atau tiga malam berturut-turut. Pada hari ketujuh diadakan acara membersihkan kuburan (dalam bahasa Kerinci disebut acara NAEK TMPAK) dan diakhiri dengan acara mengundang tetangga atau keluarga terdekat untuk acara penutupan dengan makan bersama.

2. PERLENGKAPAN UPACARA KENDURI SKO
1. Tenda atau Taruk berukuran besar diatas Tanah Mendapo (tempat berlangsungnya Upacara adat Kenduri Sko).
2. Umbul-umbul atau Bendera berwarna-warni disekitar tempat upacara.
3. Bendera merah putih berbentuk segitiga siku-siku berukuran besar (dalam bahasa Kerinci bendera ini disebut dengan Karamtang). Karamtang ini dipasang ditempat terbuka pada ketinggian mencapai 30 meter. Pada bagian puncaknya digantunngkan Tanduk kerbau. Bendera ini merupakan sebuah isyarat tentang adanya Kenduri Sko dan sekaligus menjadi undangan bagi masyarakat banyak untuk datang menghadiri upara yang sakral itu.
4. Pakaian adat, keris, dan tongkat yang dipakai oleh para Pemangku adat.
5. Pakaian adat para Dayang (dalam bahasa Kerinci disebut dengan Lita dan Kulok).
6. Pedang Hulubalang untuk keperluan Pencak Silat
7. Sesajian berupa beras kuning, kemenyan, dan adonan sirih nan sekapur – rokok nan sebatang.
8. Gong, gendang dan rebana untuk keperluan kesenian daerah yang akan ditampilkan dalam rangkaina prosesi upacara.

3. PERSONAL YANG TERLIBAT
Adapun personal yang terlibat dalam prosesi upacara adat Kenduri Sko ini adalah, sebagai berikut :
1. Seluruh Pemangku Adat (Depati-Ninik Mamak) yang ada dalam wilayah Depati Nan Bertujuh Sungai Penuh, Pondok Tinggi dan Dusun Baru.
2. Para calon (anak jantan) yang akan dinobatkan menjadi Depati dan Permanti yang baru.
Supaya adat tetap dapat dilestarikan, maka calon Pemangku adat yang akan dinobatkan harus memenuhi kriteria, sebagai berikut :
? Menurut adat dikatakan bahwa Pemangku adat dipilih dari seseorang yang ada warisnya, berkubur berpendam, bertampang berturai, adat bersendi alur – alur bersendi patut, patut bersendi dengan benar.
? Menurut pepatah Sungai Penuh dikatakan :
a. Simba ikou (orang yang ekonominya bagus)
b. Tajeng taji ( berani karena benar, berwibawa dan berwatak pemimpin)
c. Nyarain kukouk ( bijaksana, pandai menyesuaikan diri dengan kondisi masyarakat)
3. Anak jantan dan anak batino dalam wilayah Sungai Penuh
4. Para Hulubalang
5. Para Undangan (pejabat Pemerintah setempat)

4. WAKTU YANG BAIK UNTUK PELAKSANAAN KENDURI SKO
Upacara Kenduri Sko di daerah Kerinci biasanya diselenggarakan pada saat keadaan ekonomi masyarakat berada pada garis stabil atau pada saat sesudah panen. Hal ini dikarenakan perhelatan Kenduri Sko ini memakan biaya yang tidak sedikit.

5. TAHAPAN UPACARA KENDURI SKO
Pukul 08.00 pagi pada hari yang telah ditetapkan, semua masyarakat berdatangan ke Tanah Mendapo. Dengan antusias mereka ingin menyaksikan rangkaian upacara Kenduri Sko. Adapun rangkaian acaranya adalah sebagai berikut :
1) Pertunjukan Kesenian Daerah
? Pencak Silat
Pencak Silat adalah seni bela diri dengan menggunakan dua mata pedang. Pencak silat ini dimainkan oleh sepasang anak jantan yang masing-masing memegang satu pedang. Mereka mempertontonkan keahlian bermain senjata tajam.
? Tari Persembahan
Tari persembahan adalah tari untuk menyerahkan sekapur sirih kepada para petinggi-petinggi daerah yang hadir, Depati nan Bertujuh, Permanti nan Sepuluh, Mangku nan Baduo serta Ngabi Teh SantioBawo. Juga menyerahkan sekapur sirih kepada calon Depati, Ngabi, Permanti dan Mangku yang akan dinobatkan menjadi pemangku adat yang baru.
? Tari Massal
Tarian ini ditata sedemikian rupa khusus dipagelarkan untuk acara-acara helatan besar seperti Festival danau Kerinci dan juga Kenduri Sko. Tarian ini ditata dengan konfigurasi menggambarkan keadaan geografis Kerinci yang berbentuk kawah (landai). Gerakan yang ditarikan merupakan gerak-gerak tari tradisional Kerinci seperti tari Rangguk dan tari Iyo-yo.

Tarian Massal ©Dipardabud Kerinci

? Tari Rangguk
Tari Rangguk ini merupakan tarian spesifik Kerinci yang populer. Tarian ini ditarikan oleh beberapa gadis remaja sambil memukul rebana kecil. Tarian ini diiringi dengan nyanyian sambil mengangguk-anggukkan kepala seakan memberikan hormat. Tari Rangguk dilakukan pada acara-acara tertentu seperti menerima kedatangan Depati (tokoh adat Kerinci), tamu dan para pembesar dari luar daerah.

2) Penurunan Pusaka
Menurunkan pusaka dari Rumah Gedang (dalam bahasa Kerinci Rumah Gedang disebut Umoh Deh) dibawa ke Tanah Mendapo tempat upacara dilaksanakan. Oleh para sesepuh adat, pusaka itu lalu dibuka satu persatu, dibersihkan dan dipertontonkan kepada masyarakat sambil menceritakan asal usul atau sejarah pusaka tersebut.

3) Penobatan para calon Depati, Ngabi, dan Permanti
Semua calon Depati dan Ngabi memakai pakaian adat berwarna hitam dan berbenang emas. Dipinggang sebelah kanan diselipkan sebilah keris. Untuk calon Permanti dan Mangku juga memakai pakaian adat dan sebuah tongkat yang terbuat dari kayu pacat.
3.1 Penobatan Depati
Calon Depati baru dipanggil naik ke pentas secara bergantian lima orang. Sampai diatas pentas disebutkan namanya satu persatu seraya menjatuhkan Gelar Sko yang akan dijabatnya.
Misalnya: No.1 Nama : PARBO
Gelar jatuh pusako tibo
PARBO Gelar Depati Santiyudo Pamuncak Alam.
(dibunyikan gong 1X)
3.2 Penobatan Ngabi
Calon Ngabi baru dipanggil naik ke pentas secara bergantian lima orang. Sampai diatas pentas disebutkan namanya satu persatu seraya menjatuhkan Gelar Sko yang akan dijabatnya.
Misalnya: No.1 Nama : AMIRUDDIN S.Pd
Gelar jatuh pusako tibo
AMIRUDDIN S.Pd Gelar Ngabi Teh Santio bawo.
(dibunyikan gong 1X)

3.3 Penobatan Permanti
Calon Permanti baru dipanggil naik ke pentas secara bergantian lima orang. Sampai diatas pentas disebutkan namanya satu persatu seraya menjatuhkan Gelar Sko yang akan dijabatnya.
Misalnya: No.1 Nama : Drs. MULYADI
Gelar jatuh pusako tibo
Drs. MULYADI Gelar Rio Jayo Pamuncak Alam
(dibunyikan gong 2X)
3.4 Penobatan Mangku
Calon Mangku baru dipanggil naik ke pentas secara bergantian lima orang. Sampai diatas pentas disebutkan namanya satu persatu seraya menjatuhkan Gelar Sko yang akan dijabatnya.
Misalnya: No.1 Nama : Drs. FARMADI
Gelar jatuh pusako tibo
Drs. FARMADI Gelar Pemangku Rajo
(dibunyikan gong 2X)

Selesai penobatan semua Depati-Ngabi, Permanti dan Mangku, semuanya berdiri untuk diadakan pengambilan sumpah dengan membacakan Parbayo (sumpah). Sumpah itu benar-benar menjadi sikap, perilaku, dan pola pikir seorang pemimpin adat. Hal tersebut tampak dari nilai-nilai yang terkandung dalam setiap butir sumpah tersebut. Sumpah tersebut mengingatkan Depati agar tidak menggunting dalam lipatan atau mencari kesempatan dalam kesempitan. Kemudian tidak membuat fitnah dan hasutan, tidak bisa berbuat lain dimulut lain dihati. Tidak boleh menghadapi orang dari belakang dan juga menuntun para pemimpin adat agar tidak menghindar dari masalah sebab seorang pemimpin dituntut mampu menyelesaikan semua masalah yang dihadapi rakyatnya.
Apabila Pemangku Adat melanggar sumpah itu atau tidak menjalankan tugas dan kewajibannya, maka akan dikutuk Sumpah Karang Satio nan Semangkok.

Keatas tidak akan berpucuk,
kebawah tidak akan berurat,
tengah-tengah dijarum kumbang.
Padi ditanam ilalang tumbuh,
kunyit ditanam putih isi.
Ikan dipanggang tinggal tulang,
anak dipangku jadi batu.

6. NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DIBALIK PROSESI
Prosesi Kenduri Sko dilingkup wilayah Depati nan Bertujuh Sungai Penuh dilaksanakan sesuai adat istiadat yang berlaku. Adat yang bersendi syarak – syarak bersendi kitabullah. Adat lamo pusako usang yang tidak lapuk kena hujan – tidak lekang kena panas sejak dahulu sampai sekarang. Setiap tahapan prosesi yang dilaksanakan mempunyai nilai-nilai yang sakral.
1) Pencak Silat yang dilakukan oleh para Hulubalang, Tari Iyo-yo dan Persembahan dayang-dayang merupakan kesenian khas Sungai Penuh. Nilai yang dapat kita ambil dalam kegiatan itu antara lain sikap menumbuhkembangkan rasa persatuan dan kesatuan, siap membela, mempertahankan dan membangun kampung halaman. Seperti tari Iyo-yo dan tari persembahan yang mengandung nilai moral patuh dan hormat kepada pemimpin.
2) Nilai-nilai Historis (sejarah) yang mengalir dalam prosesi penurunan pusaka daerah Sungai Penuh. Mengurai perjalanan sejarahnya kepada khalayak sehingga mengingatkan masyarakat pada nenek moyangnya dahulu.
3) Penobatan para Depati, Ngabi, Permanti dan Mangku serta proses pembacaan sumpah yang mengandung nilai rasa tanggungjawab atas tugasnya sebagai Pemangku Adat sesuai dengan jabatan (gelar Sko) yang diberikan kepadanya.

BAB III
PENUTUP

1. SIMPULAN
Kenduri Sko adalah Kenduri yang dilaksanakan oleh masyarakat untuk mengangkat Pemangku Adat seperti Depati, Ngabi, Permanti dan Mangku. Untuk mengangkat Depati-Ngabi harus memotong kerbau satu ekor dan menghanguskan beras seratus gantang. Sedangkan mengangkat Permanti dan Mangku harus memotong kambing satu ekor dan menghanguskan beras dua puluh gantang. Hewan yang dipotong seperti kerbau, kambing dimasak menjadi gulai. Beras dimasak menjadi nasi dan dibungkus dengan daun pisang dan dibentuk segi empat (dalam bahasa kerinci disebut Nasi Ibat). Semuanya dihidangkan untuk dimakan bersama-sama (kenduri).
Selain itu, Kenduri Sko juga dilaksanakan untuk memperlihatkan benda-benda pusaka peninggalan nenek moyang yang diwariskan turun temurun. Pelaksanaan Kenduri Sko diawali dengan Minta ajun arah (minta izin) kepada para pemangku adat di Rumah Gedang. Kemudian prosesi awalnya dimulai dengan pertunjukan kesenian tradisional dilanjutkan penurunan pusaka, Penobatan Gelar Depati, Ngabi, Permanti dan Mangku serta diakhiri dengan doa bersama.

2. OPINI / HARAPAN PENULIS
Gairah warga Kerinci menggelar seni budaya tradisional terus meningkat setelah Pesta Danau Kerinci digelar selama tiga kali berturut-turut. Salah satu kegiatan seni budaya tradisional Kerinci yang kini telah menjadi agenda tetap Pesta Danau Kerinci adalah Kenduri Sko.
Upacara adat Kenduri Sko sebenarnya telah lam tidak dimunculkan akibat kurangnya kepedulian. Namun, sejak beberapa tahun belakangan ini, upacara Kenduri Sko mulai digali kembali.
Upacara Kenduri Sko yang dilaksanakan bukan hanya sebatas pertunjukan seni tradisional saja melainkan penganugerahan gelar adat sebenarnya. Dimana nantinya Pemangku Adat yang sudah diangkat diharapkan dapat menjalankan adat dalam negeri, membimbing anak kemenakan, menyelesaikan yang kusut, menjernihkan yang keruh, meluruskan yang bengkok, mempertautkan yang retak dan menyambung yang sudah putus.Pemangku adat haruslah menjadi suri teladan anak kemenakan dan masyarakat, berjalan lurus, tidak boleh terasa besar mau melanda, terasa panjang mau melilit, menggunting dalam lipatan, telunjuk lurus kelingking berkait.
Penulis sebagai putra daerah Kerinci juga mengharapkan agar upacara adat Kenduri Sko ini terus dijadikan satu agenda tetap Pemerintahan Kabupaten Kerinci khususnya daerah Sungai Penuh seiring dengan misi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kerinci menghidupkan seni budaya tradisional untuk meningkatkan kunjungan wisata.

Tidak ada komentar: